-GOVERNMENT BONDS-
Kenaikan yield US Treasury (UST) kembali menekan pasar Surat Utang Negara (SUN) kemarin, seiring yield UST tenor 10-tahun naik 8,6 bps ke 1,48%. Angka ini masih berada di level tertinggi sejak Februari 2020. Kenaikan yield UST membuat kekhawatiran pelaku pasar, bahwa the Fed dapat memperketat kebijakan moneter. Kenaikan yield UST juga berisiko memicu capital outflow di pasar obligasi Indonesia, seiring selisih yield UST dengan SUN menjadi menyempit. Saat ini, spread yield UST dengan yield SUN sekitar 505 bps. Kemarin, mayoritas SUN ditutup melemah, dengan yield SUN benchmar 10-tahun FR0087 naik hampir 4 bps ke level 6,55%.

-CORPORATE BONDS-
Plafon Obligasi TPIA Senilai IDR 3,4 Triliun. Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) akan terus berupaya memanfaatkan penerbitan obligasi berdenominasi rupiah sebagai salah satu strategi pembiayaan. saat ini, perusahaan telah mengantongi plafon sebanyak Rp5 triliun dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Agustus 2020 lalu untuk menerbitkan obligasi. Saat ini, TPIA telah menggunakan plafon tersebut sebesar Rp1,6 triliun, menyisakan Rp3,4 triliun penerbitan obligasi yang masa berlakunya akan habis pada Agustus 2022 mendatang. Pada 2021, anak usaha Barito Pacific Tbk. (BRPT) memperkirakan dapat melakukan emisi obligasi denominasi rupiah sebanyak-banyaknya IDR 1 triliun. (Bisnis Indonesia)

-MACROECONOMY-
Pemerintah Beri Fasilitas Impor Alkes dan Vaksin. Pemerintah sudah beri fasilitas untuk impor alkes dan vaksin sebesar IDR 825,33 miliar. Menurut data yang dihimpun dari Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan, per 15 Februari 2021, total fasilitas kepabeanan yang telah diberikan oleh pemerintah sebesar IDR 825,33 miliar dari total nilai impor yang mencapai IDR 4,52 triliun. Ini terdiri dari fasilitas kepabeanan untuk impor alat kesehatan sebesar IDR 234,26 miliar. Kemudian, fasilitas senilai IDR 591,06 miliar yang diberikan untuk impor vaksin sejumlah 29,3 juta dosis. (Kontan)

-RECOMMENDATION-
Sentimen Yield UST Tekan Pasar Akhir Pekan. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, kepemilikan investor asing pada Surat Berharga Negara (SBN) menurun semenjak kenaikan yield UST. Kepemilikan asing atas obligasi Indonesia senilai IDR 992,91 triliun, per 16 Februari lalu. sementara, per 1 Maret lalu sebesar IDR 967,97 triliun. Hal ini mengindikasikan adanya capital outflow hampir IDR 25 triliun selama periode tersebut. Kemarin, nilai tukar rupiah terdepresiasi 0,14% terhadap dolar AS ke level IDR 14.260/USD. Dalam jangka pendek, investor dapat kembali mencermati FR0087, FR0088, dan FR0083.