-GOVERNMENT BONDS-
Rupiah Menuju IDR 15.000/USD, Pasar SUN Bervariatif. Sentimen nilai tukar rupiah mewarnai perdagangan awal pekan. Rupiah bergerak melemah 0,56% ke level IDR 14.785/USD. Ketidakpastian ekonomi akibat pandemi kembali menekan rupiah, ditengah penantian rilis data GDP 2Q20 Indonesia bulan depan (05/08). Sementara itu, sentimen eksternal masih berasal dari ketegangan antara AS dan China, dan penantian keputusan paket stimulus Uni Eropa. Di sisi lain, nilai tukar rupiah masih berpeluang melemah terkait sentimen pertambahan kasus virus corona, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Pelaku pasar juga masih mencermati kondisi ekonomi global.

-CORPORATE BONDS-
Solusi Tunas Pratama Emisi Obligasi IDR 8 Triliun. Emiten penyedia menara telekomunikasi, Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR IJ) merancang penerbitan obligasi baik dalam mata uang rupiah maupun denominasi dolar Amerika Serikat untuk meningkatkan likuiditas perseroan. Pertama, berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS) senilai USD 400 juta atau ekuivalen dengan IDR 5,56 triliun. Kedua, dengan mata uang rupiah senilai IDR 8 triliun. Solusi Tunas Pratama mengindikasikan surat utang itu akan memiliki tenor 7-tahun dengan tingkat suku bunga maksimal 8%. Untuk rencana aksi korporasi itu, SUPR akan meminta persetujuan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa yang berlangsung pada 22 Juli 2020. Pencatatan obligasi rencananya akan dilakukan di Bursa Efek Indonesia.

-MACROECONOMY-
Tiga Stimulus Pemulihan Ekonomi Tahun 2021. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menegaskan pemerintah akan melanjutkan tiga stimulus perlindungan sosial sampai dengan 2021. Program itu merupakan bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), antara lain bantuan sosial (Bansos), program keluarga harapan (PKH), dan sembako. Sebagai catatan, realisasi perlindungan sosial sejak awal Maret hingga 20 Juli 2020 sebesar IDR 77,4 triliun atau setara 37,96% dari total anggaran stimulus sejumlah IDR 203,9 triliun. Jumlah anggaran tersebut disalurkan untuk Program Keluarga Harapan (PKH) IDR 37,4 triliun, sembako IDR 43,6 triliun, Bansos Jabodetabek IDR 6,8 triliun, dan Bansos non-Jabodetabk IDR 32,4 triliun. Kemudian, program pra kerja IDR 20 triliun, diskon listrik IDR 6,9 triliun. Kemudian logistik, pangan, sembako IDR 25 triliun, Bantuan Langsung Tunai (BLT) IDR 31,8 triliun.

-RECOMMENDATION-
Investor Asing Hitung Yield Wajar. Sebagai porsi kepemilikan SBN terbesar, investor asing tengah menghitung kembali yield wajar SBN domestik Indonesia. Asing mewaspadai dampak melebarnya defisit anggaran terhadap ekonomi, ditengah pemerintah Indonesia kembali agresif menawarkan surat utang. Penambahan suplai surat utang akan membuat volatilitas pasar obligasi makin tinggi, membuat investor asing belum akan agresif dan cenderung konsolidasi. Hari ini, kembali tawarkan PBS028 New Issuance dalam lelang Sukuk. PBS028 tenor 26-tahun ini akan melengkapi Sukuk tenor panjang lainnya, seperti PBS005 tenor 23-tahun dan PBS015 tenor 27-tahun. Pada penutupan Senin, nilai tukar rupiah melemah 0,56% ke level IDR 14.785/USD di pasar spot. Sementara, kurs tengah rupiah BI melemah 0,35% ke level IDR 14.832/USD.

Reference
https://www.cnbcindonesia.com/market/20200720164251-17-174070/sentimen-beragam-obligasi-ri-bergerak-variatif
http://idnbonds.com/solusi-tunas-pratama-bond-issuance/
http://idneconomics.com/indonesia-economic-stimulus-in-2021/