-GOVERNMENT BONDS-
Profit Taking pasca Apresiasi Tinggi Rupiah. Harga semua Surat Utang Negara (SUN) seri benchmark berbalik arah melemah karena adanya aksi profit taking investor. Selain apresiasi rupiah, pergerakan yield sudah menurun sejak Oktober 2020 dan di tengah masih kuatnya sentimen dari kesuksesan vaksin Pfizer. Uji klinis tahap akhir vaksin Covid-19 dari Pfizer yang diklaim ampuh hingga 90% dan tanpa efek samping berbahaya. Kabar ini membuat harapan hidup kembali normal. Sementara aktivitas bisnis kembali meningkat, yang kemudian membuat perekonomian segera bangkit. Semua SUN benchmark kemarin cenderung dilepas oleh investor, kecuali tenor 1-tahun. Yield SUN tenor 1-tahun yang turun 8,5 bps ke level 3,87%. Sementara itu, yield SUN 10-tahun FR0082 naik 3,1 bps ke level 6,28%.

-CORPORATE BONDS-
Pefindo Tegaskan Peringkat idA untuk Obligasi Mandala Finance. Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idA atas Obligasi Berkelanjutan III Tahap IV/2019 Seri A senilai IDR 125 miliar milik Mandala Multifinance Tbk (Mandala Finance) yang akan jatuh tempo pada 30 Desember 2020. Pefindo menyebut, perusahaan siap melunasi obligasi tersebut karena didukung dana kas dan setara kas senilai IDR 267,9 miliar pada akhir September 2020. Seperti catatan, Mandala Finance menyediakan pembiayaan motor baru dan bekas. Pemegang saham mayoritas Mandala Finance yaitu Jayamandiri Gemasejati, dan perusahaan afiliasinya, Lautan Teduh Interniaga, merupakan agen penjual Yamaha di Jawa Barat dan Lampung. Per 30 Juni 2020, Mandala Finance dimiliki oleh Jayamandiri Gemasejati 70,42%, Alex Hendrawan 5,06%, dan publik 24,52%. (Kontan)

-MACROECONOMY-
Penjualan Eceran September Masih Kontraksi. Secara bulanan, penjualan eceran bulan September tercatat turun 1,4% MoM atau turun 8,7% YoY. Di sisi lain, secara nilai sudah lebih baik daripada sebelumnya. Mengingat, penjualan eceran pada bulan Agustus 2020 lalu malah kontraksi 9,2% YoY. Adapun, perbaikan pertumbuhan terjadi pada sebagian besar kelompok, seperti kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Kelompok ini memang mengalami pertumbuhan positif yakni sebesar 3,1% YoY di bulan September lalu. Kenaikan ini pun lebih baik dari pertumbuhan yang terjadi pada bulan Agustus 2020 untuk kelompok tersebut, yang hanya 2,9% YoY. Selain itu, perbaikan kontraksi penjualan eceran juga dipengaruhi oleh penurunan kontraksi pada sub kelompok sandang yang semula terkontraksi 64,9% YoY menjadi kontraksi 59,7% YoY. Selain itu, sub kelompok bahan bakar kendaraan bermotor juga nampak mencatat perbaikan kontraksi, yaitu dari semula minus 23,5% YoY pada Agustus 2020, menjadi minus 18,7% YoY pada September 2020. (Kontan)

-RECOMMENDATION-
Aksi Beli Selektif Investor. Investor dapat mulai mencermati SUN seri benchmark yang telah mencatatkan penurunan harga dalam perdagangan dua hari terakhir. Selain FR0080 dan FR0083, pelaku pasar juga dapat melakukan aksi beli selektif FR0086 dan FR0087. Sebagai catatan, keempat seri tersebut berpotensi kembali ditawarkan pada lelang SUN Selasa pekan depan. Kemarin, nilai tukar rupiah melemah tipis 0,19% ke level IDR 14.085/USD di pasar spot. Di sisi lain, investor tetap mengantisipasi aksi profit taking seiring penguatan nilai tukar rupiah dalam sepekan terakhir.

-REVIEW (Nov. 11, 2020)-
-PRICE OF BENCHMARK SERIES-
FR0081 (5yr): +3.3 Bps to 104.57 (5.36%)
FR0082 (10yr): +3.1 Bps to 105.15 (6.28%)
FR0080 (15yr): +1.7 Bps to 106.03 (6.83%)
FR0083 (20yr): +2.6 Bps to 103.02 (7.20%)

FR0086 (6yr): +1.6 Bps to 100.69 (5.34%)
FR0087 (11yr): +3.8 Bps to 101.11 (6.34%)

-YIELD OF GLOBAL BONDS-
UST 2yr: -0.000 point to 0.18%
UST 5yr: -0.000 point to 0.45%
UST 10yr: +0.018 point to 0.97%
UST 30yr: -0.000 point to 1.74%
German Bund 10yr: -0.022 point to -0.50%
UK Gilt 10yr: +0.012 point to 0.41%

-CDS OF INDONESIA BONDS-
CDS 2yr: -1.06% to 28.30
CDS 5yr: -7.88% to 72.39 (as of Nov. 10 2020)
CDS 10yr: -0.83% to 133.43

-CRUDE OIL PRICES-
WTI: +0.21% to USD41.45/Barrel
BRENT: +0.43% to USD43.80/Barrel
Source: Bloomberg