-GOVERNMENT BONDS-
Total penawaran masuk pada lelang Surat Utang Negara Tambahan (Green Shoe Option) Surat Utang Negara (SUN) senilai IDR 20,1 triliun, dengan nominal dimenangkan IDR 10 triliun. Pemerintah kembali melaksanakan lelang Greenshoe Option kemarin, menawarkan kembali seri FR0086, FR0087, FR0088, FR0083, dan FR0089 melalui sistem lelang Bank Indonesia. Adapun, penawaran masuk tertinggi pada seri FR0088 senilai IDR 4,5 triliun, dan pemerintah memenangkan semua penawaran masuk seri ini. Kemudian, FR0087 senilai IDR 4,3 triliun, dan dimenangkan IDR 721 miliar. Sebagai catatan, baik hasil lelang SUN hari Selasa (02/03) dan lelang Green Shoe Option hari Rabu (03/03), secara total belum memenuhi target indikatif minimal yang ditetapkan senilai IDR 30 triliun.

-CORPORATE BONDS-
INKP Rilis Obligasi IDR 3,25 Triliun. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) bakal segera menerbitkan obligasi berkelanjutan I tahap IV dengan jumlah pokok sebesar IDR 3,25 triliun. Penerbitan obligasi ini merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan I Indah Kiat Pulp & Paper dengan target dana sebanyak IDR 10 triliun. Obligasi berkelanjutan I tahap IV ini akan ditawarkan dalam tiga seri. Pertama, Seri A yang memiliki nilai pokok IDR 1,08 triliun dengan tenor 370-hari dan tingkat bunga tetap 7,25% per tahun. Kedua, Seri B yang memiliki nilai pokok IDR 1,89 triliun. Seri ini memiliki tingkat bunga tetap 9,5% per tahun dengan tenor 3-tahun. Ketiga, Seri C yang punya nilai pokok IDR 277,08 miliar. Obligasi seri ini memiliki tenor 5-tahun ini tawaran tingkat bunga tetap 10,25% per tahun. INKP akan menggunakan 60% dana penerbitan obligasi untuk pembayaran angsuran utang Indah Kiat berupa pokok pinjaman dan/atau bunga. (Kontan)

-MACROECONOMY-
PMI Manufaktur RI melambat pada Februari. IHS Markit mengumumkan angka purchasing managers’ index (PMI) manufaktur Indonesia untuk bulan Februari sebesar 50,9. Capaian ini menandai PMI Manufaktur ekspansi selama 4 bulan berturut-turut. Level PMI manufaktur yang masih berada di level ekspansif ini jelas membawa kabar baik, karena industri manufaktur menyumbang 20% dari angka PDB nasional pada tahun 2020, dan memposisikannya sebagai industri sektoral paling penting. Meskipun aktivitas manufaktur kembali mencetak level di atas 50, laju pertumbuhan ini melambat dari PMI Manufaktur Januari 2021 yang berada di angka 52,2. Seperti dijelaskan oleh IHS Markit, melemahnya ekspansi manufaktur Indonesia pada Februari disebabkan oleh pandemi Covid-19. (Kontan)

-RECOMMENDATION-
Investor menantikan rilis data cadangan devisa, seiring tekanan rupiah pada perdagangan pekan ini. Sejumlah pelaku pasar memproyeksikan cadangan devisa Indonesia untuk bulan Februari 2021 diprediksi turun, atau berada dalam kisaran USD 136 miliar. Angka ini lebih rendah, jika dibanding bulan Januari yang menyentuh level tertingginya USD 138 miliar. Investor melihat adanya indikasi capital outflow selama Februari 2021. Hal ini terlihat dari kepemilikan asing pada Surat Berharga Negara (SBN) yang turun, seiring tren kenaikan yield UST, dan permintaan valuta asing (valas) yang menurun. Dalam jangka pendek, investor dapat kembali mencermati FR0087, FR0088, dan FR0083.